Syair islami dari sastra arab

Para ulama dan sahabat pada zaman dahulu untuk mencurahkan isi hati, sindiran kepada pemimpin mereka dan berdakwah sering mengunakan Syair dalam menyampaikanya. Dimana kita tahu umat pada yaman itu sangat suka dengan lagu-lagu dan syair. Kebanyakan dalam sebuah syair adalah sari dari sebuah hadist atau ayat Al-Qur'an yang digubah menjadi bentuk syair. Karena dalam bentuk Syair lebih mudah diterima oleh kebanykan penduduk pada masa itu. Dan berikut beberapa Syair Ulama Besar yang di buat :

Kutaburkan padanya mutiara mutiara nan menerangi bercahaya tanpa mentari,
berkilau tanpa rembulan
Kecantikan matanya mempunyai daya tarik yang magis keindahan alis matanya
bak pedang yang tajam
Mahasuci Allah yang telah menciptakan kelentikan jemari-jemari kejenjengan leher,
dan kejelian sinar matanya

‘Aidh bin ‘Abdullah Al-Qarni
Riyadh, 26-4-1415 Hijriyah
Ko
***

Engkau bagaikan mentari sedang raja-raja lainya bagaikan bintang Apabila mentari muncul, lenyaplah semua bintang dengan kemunculanya

***

Jangan kau mencela kerinduan orang yang dimabuk asmara Sebelum kau mengalaminya sendiri

***

Kurang tidurku karena menyaring ilmu pengetahuan lebih kusukai ketimbang berhubungan dengan artis cantik dan pelukanya yang harum

Geliat gerakan tubuhku karena memecahkan masalah yang sulit lebih kusenagi dan lebih enak ketinbang mereguk minuman kesukaanku


Suara deritan penaku diatas kertas lebih merdu dari pada alunan musik dan suara rayuan orang yang dimabuk asmara dan yang lebih merdu ketimbang tabuhan rebana para gadis adalah suara kebutaanku saat membersihkan debu dari kertas tulisku

Wahai orang yang berupaya hanya dengan berangan-angan untuk memcapai kedudukanku betapa jauhnya perbedaan antara yang diraih dengan mudahdan diraih dengan susah-payah

Kujalani malam-malamku dengan tidak tidur sedang engkau menjalani dengan tidur lelap yang sesudah itu engkau mengiginkan ketenaran seperti diriku
Az-Zamakhsyari




***

Apabila seorang pemuda biasa menerjuni medan yang penuh dengan bahaya kematian,
maka akan terasa mudah olehnya melalui Lumpur-lumpur kesulitan yang menghalanginya

***

Wahai anak-anak bapak kami (Adam); kita semua adalah penduduk dunia selamanya kita terancam oleh perpisahan

Kita menangisi dunia ini, Tiada suatu golongan pun yang dihimpunkan oleh dunia kecuali pasti akan mengalami perpisahan meningalkanya


Lantas dimanakah orang-orang yang perkasa lagi berkuasaya itu mereka yang telah mengumpulkan harta kekayaan yang banyak? Ternyata harta mereka telah lenyap dan merekapun tidak hidup kekal

Dan di manakah orang yang dunia ini terasa sempitkarena penghidupanya yang sengsara?
Semua pada akhirnya dimasukan kedalam liang lahat yang sempit

Mereka diam membisu bila diseru seakan-akan tidak mengetahui bahwa menjawab seruan yang di tujukan padanaya tidak dilarang


***
Hukum kematian pasti berlaku di kalangan semua makluk

Dunia ini bukanlah tempat menetap Bila kau lihat seseorang yang ada padanya sedang bercerita lain waktu engkau jumpai dia menjadi salah satu bagian dari cerita itu sendiri

Dunia diciptakan keruh sedang engkau menginginkanya bersih dari kotoran dan kekeruhan 

Orang yang memaksakan pada zaman suatu yang bertentangan dengan karakternya samahalnya dengan orang yang mencari suluh api dari air


Apabila engkau mengharapkan hal yang mustahil maka keadaanmu sama dengan membangun harapan di tepi jurang yang hendak runtuh

Hidup itu bagaikan tidur, dan kematian bagaikan penjaga yang selalu mengintai sedang manusia terletak diantara keduanya, bagai bayangan yang berjalan

Maka tunaikanlah semua keperluanmu dengan segera
Sesunguhnya usiamu hanyalah bagaikan suatu bab di antara bab-bab yang ada
Paculah semangat mudamu dan jangan malas sebelum masa mudamu dikembalikan karena sesunguhnya masa mudamu adalah pinjaman

Jangan salahkan zaman sekalipun engkau telah berupaya keras menginginkanya damai karena memang karakter zaman itu adalah musuh orang-orang yang merdeka

***

Bila dunia berjanji  tidak akan menghianati  janjinya kepada kita,
maka sebenarnya ia hanya berjanji tidak akan memenuhinya kapada kita

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangen menulis diblog

MAHALUL QIYAM

Surat al fatihah